Thursday, October 20, 2016

Menginap dengan Airbnb di Jepang

Sewaktu saya di Jepang bersama adik saya, sebagian besar penginapan yang kami pilih adalah menggunakan AirBnB di beberapa kota seperti Kanazawa, Tokyo, Osaka, Kyoto kami memilih menggunakan AirBnB. Sebenarnya pertimbangan kami adalah, AirBnB cukup murah dibandingkan hostel, karena dengan AirBnB kami mendapat kamar private, sehingga tidur lebih berkualitas. Berikut kami review penginapan AirBnB kami di Jepang.
  1. Osaka
Host-nya atau yang punya apartemen namanya Chiaki. Saya mendapat harga yang cukup murah yaitu 43$ untuk 2 malam dan berdua dengan adik saya. Hostnya cukup ramah dan informatif, bahkan kami dijemput di stasiun, tempatnya agak di luar kota Osaka, tapi cukup mudah dijangkau menggunakan kereta. Tipe tempat tidurnya memakai sofa yang bisa dijadikan tempat tidur atau istilahnya pull out sofa, kami tidur bersama host apartemen. Apartemen Chiaki ini tidak menerima tamu laki-laki hanya perempuan saja. Pertimbangan lain mengapa saya akhirnya tinggal ditempat Chiaki karena Chiaki pernah ke Indonesia, hal itu disebutkan ketika dia menerima reservasi saya. Sayangnya, saya kurang nyaman tidur di pull out sofa. Tapi saya akan tetap merekomendasikan tempat Chiaki karena keramahannya dan kebaikannya kepada saya dan adik. Kami berdua sempat ditraktir Chiaki makan di warung setempat bahkan sebelum pulang saya diberi uang rupiah dari Chiaki karena dia memiliki sisa uang rupiah dan uang itu tidak laku di Jepang. Saya beruntung sekali, berasa dapet cashback.
  1. Kanazawa
Saya tidak bertemu hostnya secara langsung. Saya tidak akan merekomendasikan tempat ini walaupun tempatnya dekat dengan tempat wisata seperti Kenrouken Garden. Hostnya kurang informatif, waktu saya ke Kanazawa saat itu badai salju dan informasi yang diberikan host tidak jelas. Saya mendapat harga $56 untuk semalam, berdua dengan adik. Kamar yang didapat standar, ada AC-nya, model tatami. Tidak ada instruksi di kamar, jadi saya agak bingung bagaimana menyetel AC agar hangat. Long story short, saya ga akan kembali ke tempat ini karena masalah informasi yang tidak jelas dan harga yang menurut saya agak mahal dibanding hotel. 
  1. Kyoto
This is the best airbnb I ever been. Hostnya namanya Rio, dan dia juga seorang traveler. Saya mendapat harga $67 untuk 2 malam, berdua, private room. Rasanya seperti menginap di Ryokan karena bednya model tatami. Hostnya cukup informatif dalam memberikan arahan, dan cepat membalas message. Lokasinya sangat strategis karena dekat dengan kuil Ginkakuji. Di tempat ini ada fasilitas pocket wifi gratis selama kamu tinggal disini, dan juga sepeda gratis yang bisa kamu pakai sepedaan di sekitar hostel.
  1. Tokyo
Link: https://www.airbnb.com/rooms/8226821
Harga 197$ untuk 6 malam berdua.Penginapan ini terletak di Uguisudani, tempat sangat dekat dengan stasiun JR Yamanote Line, hanya jalan 3 menit dari stasiun. Dekat dengan Ueno dan Ameyokocho. Kami mendapat kamar private dengan bunk bed, fasilitas kamar standar, tapi dapat kulkas sendiri di kamar. Yang penting sewaktu winter, kamar ada penghangatnya, itu sudah cukup untuk saya tidur dengan nyaman. Host saya cukup informatif dan reesponsif. Saya sampai di Tokyo dari Kyoto waktu itu pukul 7 pagi, seharusnya check in jam 13.30 tapi host mengijinkan saya ke penginapan dulu menaruh barang selagi kamar disiapkan. Terdapat dapur dan peralatannya untuk bisa digunakan. Downside nya cuma 1, di dapur penginapan saya waktu itu bau kari. Entah itu kari atau bukan tapi ada bau-bauan mirip kari, tapi bau-nya tidak sampai ke kamar, jadi menurut saya bukan masalah yang serius. 

Untuk yang ingin menginap dengan Airbnb bisa mendapatkan diskon dengan memasukkan kode saya.



Cara pesan AirBnB:

  1. Masuk ke website www.airbnb.com
  2. Pilih tujuan
  3. Message host dan lihat terms and conditions
  4. Pembayaran bisa menggunakan paypal/credit card
  5. Untuk yang baru menggunakan airbnb bisa memasukkan kode DAMAYINTAS agar mendapatkan diskon.

terimakasih semua!

Sister bonding in Osaka


Bersama host kami, Chiaki di Osaka

Kedinginan di Kanazawa

Hostel kami di Kyoto, backpacker banget ya~



Dapur di Kyoto, boleh masak, dan gratis teh/kopi all day long

Kamar kami di Kyoto

Stasiun di Uguisudani

*Gambar penginapan di Tokyo malah ngga ada padahal menginap selama 6 malam -_-

Monday, October 17, 2016

The Best Micellar Water: Tried and Tested


Kali ini keseloan Ibu Dama akan membahas Micellar Water yang dibeli di toko kosmetik setempat, ga pake PO-PO. Micellar water ini cukup jadi penyelamat ibu-ibu males kaya saya yang jarang membersihkan muka, karena ga perlu dibilas air.Jadi saya sudah pernah mencoba 4 merk Micellar Water yang masing-masing dibeli di apotek guardian dan satu lagi di toko kosmetik Mutiara di Jogjakarta.
  1. Bioderma Sebium Micellar Water for Oily and Combination skin
  • Pros                     : Ga lengket, bersih, ga bikin jerawatan
  • Cons                    : Mahal
  • Harga                   : Saya beli yang kemasan 250ml harganya IDR. 219.000
  • Sting sensation    : No
  • Rating Ibu Dama  : 3/5
  • Repurchase          : No

Sebium yang tengah gambar diambil dari sini

  1. Corine de Farme
  • Pros                    : Tidak membuat jerawatan, murah, isi banyak, tidak travel friendly
  • Cons                   : 3 Kapas baru bersih, meninggalkan kesan lengket
  • Harga                  : Saya beli kemasan 500ml harganya IDR. 189.000
  • Sting sensation   : No
  • Rating Ibu Dama : 2.5/5
  • Repurchase         : No

gambar diambil dari sini

  1. Mineral Botanical Micellar Water
  • Pros                      : Murah, travel friendly, tidak membuat jerawatan, murah
  • Cons                     : Meninggalkan kesan lengket, tidak membersihkan secara sempurna         
  • Harga                    : Saya beli kemasan 100ml harganya IDR. 36.000
  • Sting sensation     : Sedikit perih di mata
  • Rating Ibu Dama   : 2/5
  • Repurchase           : No


  1. Garnier Pure Active Micellar Water untuk kulit berminyak cenderung berjerawat
  • Pros                        : Membersihkan sempurna dengan 2 kapas, travel friendly, tidak lengket, no     breakouts, murah
  • Cons                       : So far so good
  • Harga                      : IDR. 25.000 untuk 125ml
  • Sting sensation       : No
  • Rating Ibu Dama     : 4/5
  • Repurchase             : Definitely!



The winner is GARNIER PURE ACTIVE MICELLAR CLEANSING WATER.


*review tidak berbayar. 
*sebagian foto diambil dari web lain dikarenakan micellar waternya sudah habis dan botolnya sudah dibuang.

Sunday, October 9, 2016

Takayama Hokuriku Pass: Cara Hemat ke Shirakawa Go



Takayama Hokuriku Pass
Takayama Hokuriku Pass ini adalah tiket kereta terusan yang mencakup wilayah  Osaka, Kyoto, Kanazawa, Shirakawa Go, Takayama, Gero, Gifu and Nagoya, serta mencakup JR trains di kawasan kota Osaka, Kansai airport, JR Takayama line antara Takayama and Toyama, Hokuriku Shinkansen antara Toyama and Kanazawa, dan Kaetsuno bus antara Shirakawago and Shin-Takaoka. Kamu dapat ke Toyama, Gokayama / Ainokura area, dan Kansai airport. Apabila mendarat di bandara Kansai, kamu dapat segera menggunakan tiket kereta ini.
Takayama Hokuriku Pass cover area map
Harganya berapa?
Saat saya pergi ke Jepang musim dingin lalu (tahun 2016) saya membeli seharga 13.500 yen.
Dimana belinya?
Saya membeli sewaktu di Indonesia yaitu di HIS Travel Jogja seharga IDR. 1.552.500, tapi kata Pak Oka beli di JTB lebih murah.
Berapa lama berlakunya?
5 hari sejak tiket di aktifkan

Transportasi apa yang tercover dalam pass ini?
Bus dan kereta yang tercover dalam Takayama Hokuriku Pass
  1. JR Train Limited Express Haruka rute Osaka-Bandara Kansai
  2. JR Train dalam kota Osaka
  3. JR Train Limited Express Thunderbird rute Osaka, Kyoto-Kanazawa
  4. Shinkansen Hokuriku rute Toyama dan Kanazawa lewat Shin Takaoka
  5. JR Train rute Nagoya dan Toyama melewati Takayama
  6. Bis Nohi rute Takayama dan Kanazawa melewati Shirakawa-Go
  7. Bis Kaetsuno rute ShirakawaGo dan Shin Takaoka
Pass ini dapat digunakan untuk “reserved seat” sebanyak 4X, cara reserved seat atau pesan kursi adalah di stasiun besar misalnya di Osaka atau Bandara Kansai, waktu itu saya memesan kursi di stasiun Osaka. Pass ini tidak bisa digunakan untuk reserved seat di kereta limited express Haruka (rute bandara Kansai - Shin Osaka/Kyoto) dan Hokuriku Shinkansen. Namun bisa menaiki kereta ini dengan non reserved seat dan jenis Shinkansen Hokuriku yang dapat ditumpangi namanya Shinkansen Hakutaka dan Shinkansen Tsurugi.

Itinerary saya waktu itu sebagai berikut:
  • Hari ke-1 Osaka-Kanazawa naik Limited Express Thunderbird, bermalam di Kanazawa
  • Hari ke-2 Kanazawa-Shirakawa Go naik Bis Nohi (dan perlu dicatat, naik bus rute ini harus pesan kursi terlebih dahulu, pesan dapat melalui no telepon Nohi Bus atau di stasiun Kanazawa)
  • Masih hari ke-2 Shirakawa Go-Takayama, bermalam di Takayama, naik Bis Nohi (bis rute ini tidak perlu pesan kursi karena bisnya selalu ada, lihat jadwal di website Nohi untuk tahu jadwal bus nya)
  • Hari ke-3 Takayama-Toyama naik Limited Exp.Wide View Hida. Saya naik kereta ini sebenarnya penasaran dengan nama keretanya. Sebelumnya saya baca kereta ini memiliki jendela yang lebar sehingga kita bisa melihat pemandangan. Dan benar saja, sepanjang menaiki kereta ini mata dimanjakan dengan pemandangan hamparan salju. Bagi saya manusia tropis, pemandangan salju adalah hal yang langka. Jadi saya senang sekali. 
  • Masih hari ke-3 Toyama-Kanazawa naik Hokuriku Shinkansen, bermalam di Kanazawa.
  • Hari ke-4 Kanazawa-Kyoto, naik Limited Express Thunderbird
Sebenarnya pass ini juga mencakup rute Alpine, namun rute Alpin ditutup semasa musim dingin, jadi saya tidak mampir.
Menurut perhitungan hyperdia perjalanan dengan rute seperti ini kurang lebih akan menghabiskan dana sebesar 24.240 yen sedangkan pass ini seharga 13.500 jadi saya rasa penghematan lebih dari 10.000 yen adalah great deal! 

Akhirnya sampai di Shirakawago!
Takayama
Salju tebal di Takayama
Sampai di depan stasiun Kanazawa! Waktu di Kanazawa saya mendapat badai salju!












Mampir ke Studio Ghibli Museum

Robot dari film Laputa in The Sky
Studio Ghibli adalah studio animasi yang berada di Tokyo, sedangkan museumnya berada di Mitaka. Saya menyukai film animasi buatan studio Ghibli semenjak saya menonton film Spirited Away, semenjak itu saya menonton hampir semua film animasi Studio Ghibli, hingga akhirnya mengunjungi museum Ghibli masuk ke dalam bucket list saya. Tanggal 3 Februari 2016 saya berkesempatan mengunjungi museum ini. Tiket museum ini sebaiknya dipesan jauh-jauh hari, karena pengunjung per harinya dibatasi. Saya mendapat tiket museum ini seharga 1000 yen dan saya pesan melalui Japan Local Trip (instagram: japanlocaltrip) saya pesan 1 bulan sebelumnya, dan transfer ke rekening BCA, tiket diantar ke penginapan. Lalu sebenarnya istimewanya apa museum ini? Sebenarnya saya bukan penggemar museum kecuali museum yang unik, karena museum bikin saya mengantuk. Yang istimewa dari museum ini adalah details-nya, ornamen-ornamennya, desain gedungnya, semua di museum ghibli adalah fotogenik, bahkan jalan dari stasiun ke museumnya juga fotogenik, namun sayang di dalam museum tidak boleh mengambil gambar, jadi kalian harus kesana sendiri untuk bisa menikmati keindahan Museum Ghibli, karena kata-kata saja tidak akan cukup menggambarkan keelokan Museum Ghibli. 

Even the signs are photogenic



Berpose di depan pintu masuk museum
Everything's magical

Taking selfie with Totoro

Can you spot susuwatari?


Recaps:
  1. Tiket Ghibli museum bisa dibeli di Indonesia melalui instagram japanlocaltrip, kalau di Jepang bisa melalui mesin di Lawson.
  2. Harganya 1000 yen.
  3. Tiket masuk ada kuotanya.
  4. Ghibli Museum terletak di Mitaka, Jepang.
  5. Tidak boleh foto-foto di dalam museum
  6. Di dalam museum akan diputar film yang tidak akan ada di tempat lain
  7. Harga suvenir di museum ini adalah mahal, tapi bagus-bagus.
  8. Tempatnya fotogenik

Saturday, October 8, 2016

List Nonton Ibu Dama Netflix September 2016


Sudah saya bilang blog ini sebenarnya penting ga penting, ini dibuat karena saya ga ada kerjaan selain nyelesein testis eh thesis. Enough about me. Let me recommend you best movies/series to watch.


1. Master of None

Saya nonton ini gara-gara terintrik Alan Yang/Aziz Ansari menang best comedy writing di ajang Emmy kemarin. Ceritanya dimulai dari Dev, pemuda umur 30 tahun, bekerja sebagai aktor yang masih berjuang, lajang, dan tinggal di New York. Orang tuanya asli India, imigran, tapi Dev lahir dan besar di Amerika. Setiap episodenya menyajikan tema yang berbeda-tema yang diambil dari menyoal rasisme, seksisme, pacaran, orang tua, dan lain sebagainya. Menariknya, lingkaran pertemanan Dev ini terdiri dari orang kulit hitam lesbian, orang Asia, sama orang kaukasian , jadi pemainnya diambil dari latar belakang yang sangat berbeda. Serial ini bukan jenis komedi yang bakalan bikin kamu ngakak-ngakak, tapi bikin kamu manggut-manggut. Secara umum saya suka series tapi saya tidak suka akting pemainnya, tidak natural. 
Rating ibu Dama: 7.5/10



HAHAHA Yeahhh I can relateee~
This is everyone's dream

2. Back to The Future Trilogy

Oldie but goldie. Ini sudah ketiga kalinya saya nonton BTTF, saya bahkan belum lahir ketika film ini dibuat, pertama kali nonton film ini di RCTI yang kala itu belum banyak sensornya. BTTF Trilogy ini ada 3 bagian..ya namanya aja trilogi jadi ada 3. Rasanya saya belum pernah ketemu orang yang nggak suka sama BTTF, mungkin yang nggak suka itu karena belum nonton. Dari ketiga bagian, saya paling suka yang pertama, dan Marty McFly adalah remaja idaman sekali..karena dia gemas.  Banyak alasan mengapa trilogy ini sangatlah bagus, mungkin kalau dijabarkan bakalan lebih panjang daripada thesis saya. Singkatnya begini, cerita dimulai dari remaja masa 1985 bernama Marty McFly dan Dokter Brown yang melintasi waktu dengan mesin waktu bernama Deloreon, mesin waktu ini bentuknya mobil. Sepanjang film penonton tidak akan dibuat bosan, penulisan serta momentumnya pas dan soundtracknya tidak lekang waktu, karena saya masih menikmati Johnny B. Goode dan Earth Angel. Rating ibu Dama 10/10

Petuah Dokter Brown
My 26th birthday~ LOL

Why'd you have to be so cute? Greaaat scott!!! #forevercrush

3. Ali Wong: Baby Cobra.

Ini bukan film atau serial sih, tapi stand up komedi. Jujur saja, saya nggak pernah ketawa lihat stand up di TV sampai suatu hari di Netflix, di bagian "Because you watched Master of None", ada yang gambarnya menarik. Jadi saya mencoba nonton stand up komedi di Netflix. Ketemulah Alexandra Wong a.k.a Ali Wong. Materi leluconnya adalah masalah pribadi, diskriminasi inter rasial orang Asia, feminisme, seksisme, anal sex, HPV, kehamilan, dan lain lain. Si Ali ini beneran sedang hamil, jadi terasa sekali leluconnya tidak dibuat-buat. Alami, natural, dan organik. Ada lelucon "Fancy Asians" dan "Jungle Asians", yang menurut Ali bilang, "Fancy Asians : Korean, Japanese, Chinese, they do fancy things like Olympic. Jungle Asians, host...diseases!" Tersinggung? Saya sih enggak, karena rasisme antara negara Asia sendiri itu benar-benar ada, tapi saya juga nggak membenarkan juga Jungle vs Fancy ini tadi, cuma untuk hiburan saja. But darn! Why don't they called us Naturally-tan Asians? Or even Beach Asians??. Pokoknya ini lucu dan seru. 
Rating ibu Dama : 8/10







Powered by Blogger.

Blogger templates

About